Thanatologi {Ilmu Tentang Kematian}

Minggu, Agustus 12, 2012

| | |

DEFINISI
Berasal dari kata thanatos : yang berhubungan dengan kematian, logos : ilmu
Thanatologi : ilmu yang mempelajari tentang kematian dan peruahan yang terjadi setelah kematian serta faktor yang mempengaruhi
perubahan tersebut.

MATI
Mati : penghentian penuh menyeluruh dari semua fungsi vital tanpa kemungkinan dihidupkan lagi
Ada beberapa istilah :
  • Mati suri
  • Mati somatik
  • Mati seluler
  • Mati serebral
  • Mati batang otak
  • Mati klinis
Berikut penjelasannya:

MATI SURI ( Apparent death/ Suspended animation )
Adalah penurunan fungsi organ vital sampai taraf minimal yang reversibel. Diketahui ternyata hidup lagi setelah dinyatakan mati. Mati suri sering ditemukan pada kasus keracunan obat tidur, tersengat listrik atau tersambar petir,dan tenggelam.

MATI SOMATIS
Adalah keadaan dimana fungsi ketiga organ vital ( sistem saraf pusat, sistem kardiovaskuler dan sistem pernafasan ) berhenti secara menetap (ireversibel). Pada klinis tidak ditemukan :
1. Sistem saraf
  • Refleks-refleks fisiologis dan patologis
  • Tonus otot ? sehingga terkesan tubuh saat diangkat berat ( relaksasi primer )
2. Sistem pernafasan
  • Tak tampak gerakan dada
  • Tak teraba udara keluar masuk hidung
  • Bulu / serat halus yang ditaruh di depan hidung tidak bergerak
  •  Tak terdengar suara aliran udara di depan hidung, di trakea, di dada
3. Sistem kardivaskuler
EEG mendatar
Nadi tidak teraba
Iktus kordis negatif
Denyut jantung tidak terdengar

MATI SELULER
Adalah kematian organ atau jaringan tubuh yang timbul beberapa saat setelah kematian somatis.
Kerusakan terjadi pada semua organela sel terakhir pada mitokondria.
Daya tahan hidup masing-masing organ atau jaringan berbeda-beda sehingga terjadinya kematian seluler pada tiap organ atau jaringan tidak bersamaan

MATI SEREBRAL
Kerusakan kedua hemisfer otak yang ireversibel kecuali batng otak dan serebelum, kedua sistem lain masih berfungsi dengan bantuan alat

MATI BATANG OTAK
Kerusakan seluruh isi neuronal intrakranial yang reversibel, termasuk batang otak dan serebelum

Tanda awal :
Relaksasi primer
Berhentinya pernafasan
Berhentinya sirkulasi darah
Kulit pucat
Reflek kornea dan cahya (-)

Tanda lanjut :
Algor mortis ( penurunan suhu )
Livor mortis ( lebam mayat )
Rigor mortis ( kaku mayat )
Dekomposisi (pembusukan )
Maserase
Mumifiksasi
Saponifikasi

ALGOR MORTIS
Adalah penurunan suhu mayat
Suhu mayat dapat berubah karena
Ada beda suhu tubuh dengan suhu lingkungan
Tubuh sudah tidak ada metabolisme
Tidak ada sirkulasi yang meratakan suhu tubuh
 Dipengaruhi oleh : baju, usia,sakit sebelumnya, dan lingkungan
Proses pemindahan panas melalui : konduksi, radiasi dan evaporasi

Faktor yang mempengaruhi cepat lambatnya penurunan suhu tubuh mayat :
Besarnya perbedaan suhu tubuh mayat dengan lingkungan
Suhu tubuh mayat saat mati
Aliran udara makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat
Kelembaban udara makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat
Konstitusi tubuh pada anak dan orang tua makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat
Aktivitas sebelum meninggal:
Sebab kematian
Pakaian tipis makin mempercepat penurunan suhu tubuh mayat
Posisi tubuh dihubungkan dengan luas permukaaan tubuh yang terpapar.

Cara melakukan penilaian algor mortis:
Tempat pengukuran suhu memegang peranan penting







� Dahi dingin setelah 4 jam post mortem







� Badan dingin setelah 12 jam post mortem







� Suhu organ dalam mulai berubah setelah 5 jam post







mortem







� Bila mayat mati dalam air, penurunan suhu tubuhnya







tergantung dari suhu, aliran dan kaeadaan airnya







� Berbagai skala waktu diajukan dengan rumus :







= 98,4 F - suhu rectal F







1,5 F







LIVOR MORTIS







(lebam mayat )







� Adalah warna yang muncul pada kulit orang







yang sudah mati







� Patofisiologi : adanya gravitasi bumi sehingga







darah menempati bagian tubuh terbawah,







intensitas dan luasnya berangsur-angsur







bertambah sehingga akhirnaya menetap.







Membentuk warna merah ungu ( livide )







Livor mortis terjadi karena :







� Ekstravasasi dan hemolisis sehingga







hemoglobin keluar







� Kapiler sebagai bejana berhubungan







� Lemak tubuh mengental saat suhu tubuh







menurun







� Pembuluh darah terjepit ole otot saat rigor







mortis







� Waktu terjadinya livor mortis :







� terjadi setelah mati somatis dan tampak 20-30







menit kemudian







� Dengan penekanan hilang ? < 6-10 jam







� ditekan tidak dapat hilang lagi ? n> 6 � 10







jam







Ada 5 warna lebam mayat yang dapat kita gunakan







untuk memperkirakan penyebab kematian :







� Merah kebiruan merupakan warna normal lebam







� Merah terang menandakan keracunan CO,







keracunan CN atau suhu dingin







� Merah gelap menunjukkan asfiksia







� Biru menunjukkan keracunan nitrit







� Coklat menandakan keracunan aniline







5 macam interpretasi Livor mortis :







� Tanda pasti kematian







� Menaksir saat kematian







� Menaksir lamam kematian







� Menaksir penyebab kematian







� Posisi mayat setelah terjadi lebam bukan







pada saat mati







Perbedaan livor mortis dan luka memar







Livor mortis Luka memar







lokasi Bagian tubuh terendah Sembarang tempat







pembengkakan Tidak ada Sering ada







Bila ditekan Hilang / Tidak







(tergantung waktu )







Tidak hilang







Incisi di tempat







bintik merah lalu







disiram air







Intravaskuler ( warna merah







darah akan segera hilang )







Ekstravaskuler







( warna merah darah







tidak hilang )







histologis epidermal subepidermal







RIGOR MORTIS







( kaku mayat )







� Patofisiologi rigor mortis :







� Terjadi bila cadangan glikogen habis ? aktin







dan miosin menggumpal







� Dimulai dari otot kecil ke arah dalam dan







menghilang juga dari otot kecil ( proteolisis )







� Bila otot dipaksa diregangkan maka otot akan







robek







� Dapat disertai atau tidak disertai pemendekan







serabut otot







Perubahan kekakuan pada mayat :







� Relaksasi primer : 2-3 jam setelah







kematian







� Rigor mortis







� Relaksasi sekunder







Skala waktu rigor mortis :







� Kurang dari 2-4 jam post mortal belum







terjadi rigor mortis







� Lebih dari 3-4 jam post mortal rigor mortis







mulia tampak







� Rigor mortis maksimal 12 jam post mortal







� Rigor mortis dipertahankan selama12 jam







Rigor mortis menghilang 24-36 jam post







mortal







Faktor yang mempengaruhi rigor mortis :







� Aktivitas pre mortal, mempercepat kaku







� Suhu tubuh tinggi, mempercepat kaku







� Bangun tubuh dengan otot athletis,







memperlambat akku







� Suhu lingkungan tinggi, mempercepat kaku







Kekakuan yang menyerupai rigor mortis :







� Cadaveric spasm







?kekakuan yang timbul pada saat kematian dan







menetap sesudah kematian akibat hilangnuya ATP







lokal saat mati karena kelelahan atau emosi yang







hebat sesat sebelum mati







� Heat stiffening







? kekakuan tubuh akibat lingkungan yang dingin







sehingga terjadi pembekuan cairan tubuh dan







pemadatan jaringan lemak subkutan sampai otot







� Cold stiffening







? kekakuan otot akibat koagulasi protein karena







panas sehingga serabut otot memendek dan terjadi







fleksi sendi.Misalnya pada mayat yang tersimpan







dalam ruangan dengan pemanas ruangan dalam







waktu yang lama.







DEKOMPOSISI (pembusukan )







� Degradasi jaringan terutama protein akibat kerja







bakteri akan terbentuk gas H2S dan HCN selain asam







amino dan asam lemak dan akibat autolisis (







pelunakan dan pencairan jaringan yang terjadi dalam







keadaan steril )







� Terjadi segera setelah kmatian seluler, baru tampak �







24 jam pasca mati berupa warna kehijauan pada perut







kanan bawah, yaitu daerah sekum yang isinya lebih







cair dan penuh dengan bakteri serta terletak dekat







dengan dinding perut.







� Faktor yang mempengaruhi pembusukan :







bakteri, udara, kelembaban,air, suhu optimum







(21-37 C)







� INTERPRETASI :







Lamanya kematian, tergantung pada derajat







pembusukan.Lalat yang hinggap pada tubuh







yan membusuk pada 18 jam post mortal dan







bertelur setelah 8 jam kemudian.







MASERASI







� Adalah perubahan yang terjadi pada mayat yang mati







dalam kandungan yang mengandung dekomposisi protein




steril akibat proses autolisis
 MUMIFIKASI
proses dehidrasi jaringan yang cukup cepat sehingga
terjadi pengeringan jaringan yang selanjutnya dapat
menghentikan pembusukan
Jaringan menjadi keras dan kering , warna gelap, keriput
dan tidak membusuk
Syarat terjadinya mumifikasi :suhu tinggi, kelembaban
rendah,aliran udara tinggitubuh dehidrasi dan waktu yang
lama.
SAPONIFIKASI
Terbentuk bahan berwarna keputihan , lunak atau
berminyak berbau tengik.
Hidrogenisasi asam lemka tak jenuh yang timbul
akibat pemecahan lemak tubuh oleh bakteri
Terbentuk pertama kali pada lemak superfisial
bentuk bercak, di pipi, di payudara,
bokong bagian tubuh atau ekstremitas.
Manfaat : perkiraan saat kematian, perkiraan
sebab kematian, posisi terakhir saat kematian.


sumber : http://jowo.jw.lt/file/ebook/newupdate/1109/02/Thanatologi_txt.txt

0 komentar:

Posting Komentar