Sekilas Tentang Detektif dan Ilmu Forensik

Selasa, Juli 10, 2012

| | |
Semua orang menyukai misteri yang bagus. Misteri bisa membawa kita keluar dari diri kita mengarungi batas-batas imajinasi kita. Namun misteri tidak hanya terjadi di dalam buku, di TV, atau di  dalam film. Sayangnya, kejahatan seperti perampokan, penculikan, dan masih
banyak lagi juga terjadi dalam kehidupan nyata.
Kejahatan adalah tindakan apa pun yang melanggar hukum. Kita selalu mendengar berbagai berita kejahatan. Ketika mengetahui adanya suatu kejahatan, kita sering bertanya-tanya:
“Siapa yang melakukannya??”
“Bagaimana kejahatan itu terjadi??”
“ Apakah kita mempunyai bukti??”
Kamu mungkin terkejut ketika mempelajari bahwa sains seringkali berperan dalam menjawab berbagai pertanyaan ini serta pertanyaan-pertanyaan lainnya tentang kejahatan.
Ilmu forensik adalah ilmu yang mempelajari benda-benda yang berhubungan dengan kejahatan. Benda-benda ini dinamakan barang bukti. Para ilmuwan forensik mempelajari barang bukti supaya bisa dijadikan sebagai bukti dalam persidangan. Istilah forensik berarti : “dapat dipakai dalam persidangan hukum.”
Saat menganalisis barang bukti, para ilmuwan forensik melakukan kegiatan-kegiatan yang sama seperti yang dilakukan para ilmuwan lain: mereka mengamati, menggolongkan, membandingkan, menggunakan angka, mengukiur, memperkirakan, menafsirkan data, dan kemudian menarik kesimpulan yang masuk akal berdasarkan barang bukti yang ada. Ilmu forensik bersifat aktif dan tak kenal lelah. Ilmu ini menyelidiki secara tuntas.


DUNIA PARA DETEKTIF DAN ILMUWAN FORENSIK

Ilmuwan forensik bisa saja seorang petugas kepolisiaan atau detektif. Polisi khusus bertanggung jawab menyelidiki kejahatan-kejahatan serius. Ilmuwan forensik bisa juga anggota-anggota dari laboratorium forensik negara, daerah, atau kota yang bekerja sama dengan polisi dan detektif. Beberapa ilmuwan forensik memiliki latar belakang dalam bidang kriminologi, yaitu ilmu tentang kejahatan. Ilmuwan forensik lainnya mengkhususkan diri dalam bidang patologi (ilmu tentang penyebab –penyebab kematian dan penyakit), kimia, biologi, kedokteran gigi, psikiatri, psikologi, atau teknik.
Departemen kepolisian yang besar dan organisasi pemberantas kejahatan tingkat nasional, seperti FBI (Federal Bureau of Investigation) memiliki ilmuwan forensik tersendiri. Di departemen kepolisian yang lebih kecil, para petugas kepolisian seringkali merangkap tugas sebagai ilmuwan forensik sekaligus penyelidik. Banyak negara bagian memiliki laboratorium forensik daerah yang bekerja sama dengan seluruh departemen kepolisian setempat. Ada sekitar 400 laboratorium forensik di Amerika Serikat, dan sekitar 40.000 ilmuwan forensik dan teknisi. Sebagian besar ilmuwan forensik memiliki ijazah ilmu kriminologi atau bidang spesialisasi lainnya. Seorang ilmuwan forensik dapat juga bekerja di jurusan biologi, kimia, antropologi atau kriminologi di universitas, dan dipanggil untuk bekerja sama dengan departemen kepolisian atau laboratorium forensik setempat jika diperlukan.
Biasanya di tempat kejadian perkara, seorang detektif mencatat, mewawancarai, para saksi mata, dan terkadang mengumpulkan barang bukti. Barang bukti tersebut kemudian dikirim ke laboratorium forensik, atau juga dikenal sebagai lab kriminal, untyuk dianalisis. Di laboratorium ini, para ilmuwan forensik akan menggunakan keahlian mereka dalam penggolongan, pebandingan, pengamatan, dan rekonstruksi untuk memeriksa barang bukti. Mereka kadang bekerja “buta”, artinya mereka tidak mengetahui rincian lain tentang kejahatan tersebut. Hasil dari pekerjaan mereka mengungkap lebih banyak lagi tentang kejahatan tersebut dan dikirim kembali kepada detektif. Barang bukti ini kemudian ditambahkan dengan informasi yang dikumpulkan melalui wawancara dengan para saksi. Detektif, bekerja sama dengan para ilmuwan forensik, kemudian bertanggung jawab untuk membuat kesimpulan berdasarkan barang bukti yang ada dan membongkar kejahatan tersebut.

Link Terkait :Pakar Raya

0 komentar:

Posting Komentar