"Sebenarnya siapa yang aku butuhkan ?? aku sendiri tidak tahu jawabannya." Begitulah kata-kata yang selalu keluar dari mulut gadis kecil itu.
Dia bernama Mochan, gadis kecil yang kini hidup dengan ibunya seorang. Hanya seorang ibu yang dia miliki sekarang. Ayah, Kakak, bahkan Adiknya sudah tidak disisinya lagi. Beberapa tahun yang lalu mereka mengalami kecelakaan, dan semua keluarganya tewas ditempat, kecuali mereka (Moe dan ibunya).
Walaupun tahun demi tahun telah berlalu dan
gadis itu sudah melupakan semuanya. Tapiii.....terkadang butiran-butiran air mata masih menetes membasahi pipinya yang kemerahan.
gadis itu sudah melupakan semuanya. Tapiii.....terkadang butiran-butiran air mata masih menetes membasahi pipinya yang kemerahan.
Ingatan memori itu tidak semuanya terdelete dengan sempurna di dalam pikirannya. Gadis kecil yang malang. Semoga saja Tuhan selalu bersamamu.
"Moeeeee......." Begitulah panggilan akrabnya disekolah.
"Kamu kenapa ?? lanjut laki-laki itu.
"Ahhh, kau Hinomi. Tidak!! aku tak apa, tak usah dipikirkan!!" tanggap Moe biasa saja. Mochan memang tidak suka bercerita kepada orang lain mengenai masalahnya, sekalipun itu orang terdekatnya. Dia lebih suka menyimpan dan menyelesaikan masalahnya sendiri ketimbang berbagi dengan orang lain. 'Introvert' itulah kata-kata yang pas buatnya. Tapi entah kenapa, Moe memang bisa menyelesaikan masalahnya sendiri walaupun butuh waktu yang lama.
"Bagaimana aku tak memikirkanmu Moe, kita telah berteman sejak kecil. Aku tahu benar kalau kau sekarang sedang sedih. Ayolah Moe maukah kau bercerita kepadaku ?? Hatiku selalu gusar melihatmu yang terus begitu, seolah tak punya semangat hidup," lirih Hino sambil menatap Moe yang sedang melamun. Hinomi begitu sayang kepada Moe. Dia tidak bisa melihat teman sejak kecilnya itu tidak tersenyum sehari saja. Mungkin dia jatuh cinta pada Moe.
"Sudah kubilang, aku tak apa!!! Tolong tinggalkan aku sendiri! kumohon Hino, kau tidak mengerti. Yang aku butuh hanya waktu untuk merenung," tegas Moe.
"Hoooo...begitu yaa!! Baiklah, asal kau harus memberi kabar, kalau hatimu sudah baikan ??
Moe hanya terdiam mendengar ucapan Hino. Baginya Hinomi adalah teman terbaiknya sejak kecil. Dia berasal dari keluarga kaya yang elite. Meskipun begitu Hino dan keluarganya tidak pernah bersikap semena-mena terhadap orang-orang yang level hidupnya di bawah mereka. Bahkan keluarga Hino berteman baik dengan keluarga Moe. Makanya Moe suka sekali berteman dengannya. Dia selalu ada saat Moe mengalami saat-saat berat seperti sekarang ini.
Peristiwa itu merenggut semua orang yang berharga bagi Moe. Bahkan senyumnya pun juga ikut direnggut. Sudah lama senyum tidak tampak dimuka gadis kecil ini, dihitung-hitung setelah terjadinya kecelakaan itu. Senyum pun ikut hilang bersamanya.
======
Terdengar langkah berat seseorang yang berjalan di koridor sekolah. Tidak salah lagi itu pasti Bu Miya dengan sepatu hak tingginya dan cara jalannya yang khas. Pintu kelas pun dibuka,
"Ohayou gozaimasu, minna san ?? sapanya pertama kali saat memasuki kelas sambil meletakkan buku-buku yang dibawanya di atas meja guru.
Bu Miya adalah sosok seorang pengajar yang diimpikan oleh Moe karena sikapnya yang selalu lembut dan bijaksana kepada siapapun. Saat ini hanya Bu Miya yang bisa membuat Moe tersenyum lepas seperti tak ada beban sedikitpun. Apalagi pada saat Bu Miya menjelaskan pelajarannya.
"Yaaaa...anak-anak, hari ini kita akan belajar mengenai Sejarah Bangsa Indonesia yang Memperjuangkan Bangsanya dari Penguasa Komunis, termasuk Jepang," kata wanita separuh baya itu dengan penuh semangat.
Dia blasteran Jepang-Indonesia. Ayahnya Tsukasa adalah orang Osaka dan ibunya Ziska adalah Dubes Indonesia yang bertugas di Jepang. Makanya Bu Miya suka sekali memberikan pelajaran sejarah yang berbau Indonesia. Dia pernah bilang bahwa Indonesia itu adalah negara yang indah dan penuh dengan panorama alam yang menakjubkan.
"Negara komunis yang pertama kali menginjakkan kakinya di Indonesia adalah Portugis........." Begitulah penjelasan wanita itu panjang lebar mengenai negara-negara komunis yang ingin berkuasa di Indonesia.
"Hoe, Hino!!! bisik Erota yang duduk disamping Hinomi.
"Apa ??? tanya Hino heran.
"Itu-itu lihatlah !! Diaaa.....
tersenyum!"
"Maksudmu Moe ??
"Yaaaa, bukankah selama ini dia tidak pernah tersenyum!!
"Hmmmm...iya yaa, ada apa dengan Bu Miya sampai-sampai bisa membuatnya tersenyum begitu ??" tanya Hinomi penasaran??
======
Dedaunan bergemerisik kala senja pada musim semi itu. Angin sore terasa hangat menyergap sampai ke dalam tulang-tulang. Yang paling indah adalah warna langitnya yang kemerah-merahan seakan menggambarkan seluruh isi hati alam semesta. Walaupun begitu gemuruh di hati Moe mengalahkan semuanya. Gadis kecil itu duduk termenung di bangku taman tepat di bawah pohon maple yang umurnya sudah puluhan tahun. Tatapan matanya selalu saja kosong. Untung saja Tuhan selalu disampingnya. Kalau tidak, entah apa yang akan merasuki akal pikirannya.
Duluuu, dahulu sekali tempat ini adalah tempat kenangan orang yang sangat disayanginya, kakaknya Ichikawa tercinta. Setiap senja tiba, Ichikawa selalu mengajak Moe ke bawah pohon maple tua yang ada disana dan bercerita banyak hal kepada Moe. Dia selalu membimbing adiknya untuk menjadi gadis yang lebih tegar dalam menghadapi semua liku-liku hidup yang diberikan tuhan. Moe tidak akan pernah melupakan setiap kata-kata kakaknya yang sangat berharga melebihi apapun.
======
Tiba-tiba dari kejauhan, nampak sosok seorang laki-laki yang mendekat kemudian dia berkata,
"Heee, Moe...ngapain disini ?? sendirian lagi... hehe :p
"Ngomong-ngomong kamu udah baikan ? tanya laki-laki itu dengan penuh senyum di wajahnya, siapa lagi klo bukan Hinomi.
"Begitulah!!" jawab Moe datar tanpa menoleh ke arah teman sejak kecilnya itu.
Hinomi yang merasa kesal karena dicuekin terus seketika itu berkata dengan nada tinggi,
"Kenapa kau selalu saja bersikap dingin kepadaku, Moe ?? Memangnya apa salahku, hahh ? Bukankah sejak kecil kita berteman akrab dan aku selalu disisi mu saat kau membutuhkan seseorang untuk berada di dekatmu," tanya Hino kesal.
Mendengar kata-kata itu, hati Moe tersentak dan wajahnya menjadi merah karena marah.
"Apa yang barusan kau katakan ??? Jangan seolah-olah kau mengetahui semua hidupku. Itu tidak benar, kau tidak tahu apapun tentang aku, Hino!!! Yaaa, kau tidak pernah tahu," bantah Moe.
Lalu gadis kecil itu melanjutkan kata-katanya dengan lirih,
"Hanya kakakku yang benar-benar tahu siapa aku, selain dia tak ada seorang pun lagi yang tahu. Kumohon Hino pergilah sekarang... Biarkan aku sendiri !! Aku tidak ingin mengotori tempat istimewa ini, karena sebentar lagi dia akan datang.
"Cepat pergiii Hino!!!" perintah Moe dengan tegas.
"Ahhh....kau sungguh menyebalkan!!" umpat laki-laki itu sambil berbalik pergi meninggalkan Moe dan tempat itu dengan wajah cemberut dan sedikit sedih.
Moe tidak mempedulikan kata-kata yang keluar dari dari mulut Hino itu. Dia sekarang sedang fokus untuk kedatangan seseorang, yaaaa...seseorang yang sangat disayanginya dalam hidupnya. Siapa lagi klo bukan Ichikawa kakaknya tercinta.
======
Sesaat kemudian angin berhenti berhembus. Sosok laki-laki yang begitu tampan hadir tepat dihadapan Moe. Lalu bayangan itu membisikkan sepatah kalimat kepada Moe,
"Ada apa adikku sayang ?? Moe seketika itu juga terkesiap melihat sosok yang ada di depannya. Kemudian bayangan itu melanjutkan kata-katanya, "Apakah pelajaran yang kakak berikan selama ini belum cukup ?? Haruskah kakak kembali untuk menemani Moe ??
Moe terdiam seribu bahasa mendengar kata-kata itu. Suara yang selama ini ingin dia dengar. Akhirnya dia bisa mendengarkannya kembali, walaupun hanya sesaat. Kemudian Ichikawa melanjutkan kata-katanya,
"Kau harus selalu ingat Moe, 'Hidup itu tidak semudah dan seindah itu bukan??? Hal yang lancar sejak awal itu bukankah tidak ada!!! Setiap yang datang pasti pergi dan........, belum sempat suara itu melanjutkan kata-katanya, Moe langsung menyambung,
"dan kita tak akan pernah tahu kapan itu akan terjadi, karena.......karena INILAH KEHIDUPAN!!
Bayangan itu tersenyum sambil memandang jauh ke dalam sorot mata Moe.
"Kau ingat adikku ?" lirih Ichikawa.
"Terima kasih banyak kak, sudah mengingatkan Moe kata-kata itu. Moe mengerti sekarang apa yang harus Moe lakukan.
"Bye-bye kak, selamat jalan :D Semoga kakak tenang di alam sana. Moe akan menyimpan semuanya dalam kenangan Moe, kak.
"Kakak juga jangan pernah lupain Moe, yaaaa....
Ichikawa diam sebentar, lalu hilang meninggalkan Moe tanpa berkata lagi.
======
Disisi lain.....
CONTINUED
0 komentar:
Posting Komentar